Minggu, 14 April 2013

APAKAH DOA BISA MENGUBAH TAKDIR
Di sini ada pertanyaan yang cukup mahsyur, bagaimana jika yang didoakan sudah ditakdirkan mengalami sesuatu, apakah seseorang berdoa atau tidak berdoa? Dan bila yang didoakan belum ditakdirkan terjadi atau ditakdirkan tidak terjadi, apakah berdoa atau tidak?
Sebagian orang menyangka pertanyaan ini adalah benar, lalu meninggalkan doa. Mereka Berkata: "Tidak ada gunanya berdoa." kelompok ini sangat bertentangan dengan akal sehat. untuk mendukungnya mereka menghilangkan seluruh sebab.
Bisa dikatakan kepada mereka: Apakah Anda bisa memastikan ditakdirkan perut kenyang kalau Anda tidak makan? Apakah Anda bisa mengatakan ditakdirkan lapar, kalau Anda selalu memakan hidangan? Aapakah anda bisa memastikan ditakdirkan punya anak sementara anda tidak menikah? Jadi takdir itu adalah hukum pasti, terkait dengan sebab. hanya saja kita yang kadang kadang tidak tahu persis sebabnya. Bahkan binatang sekalipun punya naluri untuk menempuh sebab yang meneruskan ekosistem dan kehidupannya. Binatang lebih punya akal dan lebih paham daripada mereka yang seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat jalannya.
Kelompok cerdik mereka berkata; "Sibuk dengan doa itu urusan ibadah semata, Allah akan memberikan pahala kepada yang berdoa tetapi tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap yang diinginkan. Bagi mereka berdoa atau diam saja tidak ada bedanya, dan tidak ada pengaruhnya terhadap apa yang diinginkan. Mengikat doa bagi mereka sama saja dengan mengikat diam, tidak ada bedanya."
Kelompok lain yang lebih cerdik dari mereka berkata: "Bahkan doa hanyalah simbol-simbol saja yang dibangun Allah sebagai tanda untuk memenuhi keperluan. Manakala Allah telah menghentikan hambanya berdoa, berarti itu adalah tanda bahwa keperluannya telah terpenuhi. Ini sama dengan anda melihat mendung hitam dingin di musim hujan, merupakan tanda akan turun hujan." mereka berkata : "Semacam itulah hukum taat mendapat pahala, kufur dan maksiat menjadi siksa. Dia hanya sebagai tanda akan datangnya pahala dan siksa, bukan sebagai sebab/lantaran. Baginya sama saja antara pecah dan dipecah, terbakar dan dibakar, mati dan dibunuh, tidak ada sama sekali penyebabnya, tidak ada hubungan antara sebab dan akibat. mereka mengingkari akal dan perasaan, syariat dan fitrah, bahkan mereke menertawakan orang-orang yang menggunakan akalnya.
Yang benar adalah, bahwa di sana ada kelompok ketiga, selain yang disebutkan tadi. Yaitu bahwa semua yang ditakdirkan itu didahului oleh sebab-sebab. Dan diantara sebab-sebab itu adalah doa. Tuhan tidak mentakdirkan sesuatu tanpa sebab, bahkan sebab itu sendiri adalah takdir. Ketika seseorang menempuh sebab, maka jatuhlah takdir, manakala tidak menempuh sebab, maka takdir tidak ada. Seperti inilah ditakdirkannya kenyang dan tidak haus karena makan dan minum, ditakdirkannya punya anak karena bersetubuh, ditakdirkannya panen karena menanam, ditakdirkannya hilangnya nyawa binatang karena dipotong. Begitu pula, ditakdirkannya masuk surga karena amal, masuk neraka juga karena perbuatan.
Categories:

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar tentang artikel ini....

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!