APAKAH DOA BISA MENGUBAH TAKDIR
Di sini ada pertanyaan yang
cukup mahsyur, bagaimana jika yang didoakan sudah ditakdirkan mengalami
sesuatu, apakah seseorang berdoa atau tidak berdoa? Dan bila yang didoakan
belum ditakdirkan terjadi atau ditakdirkan tidak terjadi, apakah berdoa atau
tidak?
Sebagian orang menyangka
pertanyaan ini adalah benar, lalu meninggalkan doa. Mereka Berkata: "Tidak
ada gunanya berdoa." kelompok ini sangat bertentangan dengan akal sehat.
untuk mendukungnya mereka menghilangkan seluruh sebab.
Bisa dikatakan kepada mereka:
Apakah Anda bisa memastikan ditakdirkan perut kenyang kalau Anda tidak makan?
Apakah Anda bisa mengatakan ditakdirkan lapar, kalau Anda selalu memakan
hidangan? Aapakah anda bisa memastikan ditakdirkan punya anak sementara anda
tidak menikah? Jadi takdir itu adalah hukum pasti, terkait dengan sebab. hanya
saja kita yang kadang kadang tidak tahu persis sebabnya. Bahkan binatang
sekalipun punya naluri untuk menempuh sebab yang meneruskan ekosistem dan
kehidupannya. Binatang lebih punya akal dan lebih paham daripada mereka yang
seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat jalannya.
Kelompok cerdik mereka berkata;
"Sibuk dengan doa itu urusan ibadah semata, Allah akan memberikan pahala
kepada yang berdoa tetapi tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap yang
diinginkan. Bagi mereka berdoa atau diam saja tidak ada bedanya, dan tidak ada
pengaruhnya terhadap apa yang diinginkan. Mengikat doa bagi mereka sama saja
dengan mengikat diam, tidak ada bedanya."
Kelompok lain yang lebih cerdik
dari mereka berkata: "Bahkan doa hanyalah simbol-simbol saja yang dibangun
Allah sebagai tanda untuk memenuhi keperluan. Manakala Allah telah menghentikan
hambanya berdoa, berarti itu adalah tanda bahwa keperluannya telah terpenuhi.
Ini sama dengan anda melihat mendung hitam dingin di musim hujan, merupakan
tanda akan turun hujan." mereka berkata : "Semacam itulah hukum taat
mendapat pahala, kufur dan maksiat menjadi siksa. Dia hanya sebagai tanda akan
datangnya pahala dan siksa, bukan sebagai sebab/lantaran. Baginya sama saja
antara pecah dan dipecah, terbakar dan dibakar, mati dan dibunuh, tidak ada
sama sekali penyebabnya, tidak ada hubungan antara sebab dan akibat. mereka
mengingkari akal dan perasaan, syariat dan fitrah, bahkan mereke menertawakan
orang-orang yang menggunakan akalnya.
Yang benar adalah, bahwa di sana ada kelompok ketiga,
selain yang disebutkan tadi. Yaitu bahwa semua yang ditakdirkan itu didahului
oleh sebab-sebab. Dan diantara sebab-sebab itu adalah doa. Tuhan tidak
mentakdirkan sesuatu tanpa sebab, bahkan sebab itu sendiri adalah takdir.
Ketika seseorang menempuh sebab, maka jatuhlah takdir, manakala tidak menempuh
sebab, maka takdir tidak ada. Seperti inilah ditakdirkannya kenyang dan tidak
haus karena makan dan minum, ditakdirkannya punya anak karena bersetubuh,
ditakdirkannya panen karena menanam, ditakdirkannya hilangnya nyawa binatang
karena dipotong. Begitu pula, ditakdirkannya masuk surga karena amal, masuk
neraka juga karena perbuatan.
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar tentang artikel ini....